Banyak kisah peradaban nenek moyang kita di masa lalu tidak terekam karena tidak ditulis. Menulis tentang fakta dan memberi makna atas fakta tersebut, berarti anda telah ikut berperan mempertahankan dan mengembangkan peradaban.
Anda tidak peduli atas penulisan, berarti anda tidak peka pada peradaban. Sebab "Jika budaya tulis menulis gagal, seluruh standar kehidupan berbudaya juga gagal. Dengan menambahkan suara anda pada pekerjaan tulis menulis, anda akan mencapai semacam keabadian, atau setidak-tidaknya sebuah hubungan yang dekat dengan Pemikir”. (Ray Mungo, Pedoman Menulis Otobiografi).
Lebih jauh, menulis adalah menyemaikan gagasan dan pikiran baru, menciptakan standar berbudaya dan mempertahankan keabadian.
Suatu ketika perdebatan terjadi ketika menuliskan sejarah sebuah gedung.
"Seingat saya dulu Amat yang membangun gedung itu," ujar seorang tokoh masyarakat. Lantas, tokoh lainnya mengatakan: "Saya yang bayar upahnya, si Heru yang membangunnya," ujar tokoh yang lain.
Karena tidak ada dokumen tertulis, maka persoalan seperti ini sering menjadi masalah di tengah-tengah masyarakat kita. Hasil karya bangsa yang tidak tertulis tidak jarang mengundang perdebatan yang tak kunjung berujung.
Ungkapan-ungkapan bernilai, peristiwa-peristiwa penting yang tidak sempat dicatat hilang begitu saja, tanpa pemaknaan yang berarti.
Karya cipta manusia akan hilang, bersamaan dengan hilangnya daya ingat manusia yang terbatas. Budaya lisan yang kita warisi sejak lama, seharusnya cepat atau lambat harus ditinggalkan memasuki era globalisasi ini.
Suatu ketika perdebatan terjadi ketika menuliskan sejarah sebuah gedung.
"Seingat saya dulu Amat yang membangun gedung itu," ujar seorang tokoh masyarakat. Lantas, tokoh lainnya mengatakan: "Saya yang bayar upahnya, si Heru yang membangunnya," ujar tokoh yang lain.
Karena tidak ada dokumen tertulis, maka persoalan seperti ini sering menjadi masalah di tengah-tengah masyarakat kita. Hasil karya bangsa yang tidak tertulis tidak jarang mengundang perdebatan yang tak kunjung berujung.
Ungkapan-ungkapan bernilai, peristiwa-peristiwa penting yang tidak sempat dicatat hilang begitu saja, tanpa pemaknaan yang berarti.
Karya cipta manusia akan hilang, bersamaan dengan hilangnya daya ingat manusia yang terbatas. Budaya lisan yang kita warisi sejak lama, seharusnya cepat atau lambat harus ditinggalkan memasuki era globalisasi ini.
Renungkan Terlebih Dahulu!
Sulit mencari dan merumuskan ide?.
Sebelum menuliskan sesuatu, anda mutlak memunculkan beberapa pertanyaan dasar berikut ini:
Topik apa yang harus anda tulis? Mengapa harus menuliskannya?. Apa yang terjadi kalau anda tidak menulisnya?.
Sebelum menuliskan sesuatu, anda mutlak memunculkan beberapa pertanyaan dasar berikut ini:
Topik apa yang harus anda tulis? Mengapa harus menuliskannya?. Apa yang terjadi kalau anda tidak menulisnya?.
Apakah anda layak atau kompeten menulisnya?. Pengetahuan minimal apa yang harus anda kuasai untuk menuliskannya?.
Siapa yang membaca tulisan?. Bagaimana anda mencapai pembaca, atau media apa yang anda gunakan?.
Bagi anda yang ingin menulis tidak hanya sekedar hobby, maka mempertahankan stamina (fisik dan non-fisik), munculkan pertanyaan tambahan: ”Maukah seseorang membayar jasa menulis anda, atau adakah orang yang berminat membaca tulisan anda, siapakah mereka?”.
Mewujudkan Sebuah Ide Tulisan
Menggunakan referensi dari seorang penulis terkenal, sebelum memulai menulis ajukan pertanyaan-pertanyaan berikut ini.
Pertama, setiap menulis sesuatu, pertama kali anda merumuskan issu yang sedang hangat dibicarakan masyarakat. Coba menganalisanya sebagai bahan dasar dengan mempertanyakan apa peristiwanya (what), dimana (where), kapan (when), mengapa (why), siapa (who), bagaimana (how).
Usahakan membuat tulisan yang berkaitan dengan peristiwa yang terjadi di tengah-tengah masyarakat (hook). Karena merekalah makanya anda menulis.
Usahakan membuat tulisan yang berkaitan dengan peristiwa yang terjadi di tengah-tengah masyarakat (hook). Karena merekalah makanya anda menulis.
Kedua, ajukan pertanyaan di bawah ini untuk menguji issu yang akan anda bahas.
Apakah topik yang dibahas benar-benar baru?. Apakah topik ini merupakan hal-hal lama dan muncul dalam kejadian itu (pembajakan ferry, pesawat terbang)?. Apakah spesifik/konkrit ataukah tidak jelas atau abstrak?. Apakah ada aksi yang terjadi?. Apakah sudah ada pengeluaran uang, pertumpahan darah tuntutan ke pengadilan, serangan sudah dimulai atau masih dalam bentuk ancaman?. Apakah situasi tersebut mengancam masa depan orang-orang penting?. Orang-orang penting turun tahta?. Apakah melibatkan kondisi yang luar biasa?. Apakah ada issu-issu filosofis atau prinsipil yang dilibatkan?. Siapa yang perduli?. Apakah itu berdampak kepada orang dalam jumlah yang besar?. Berapa banyak?. Apakah mempengaruhi massa depan?.
Semakin banyak pertanyaan yang dijawab oleh materi dalam tulisan anda, maka semakin bernilai tulisan tersebut dalam menyumbangkan peradaban bagi dunia ini.
Menulis
Setelah Anda mengumpulkan informasi dari jawaban-jawaban pertanyaan di atas, maka tahap berikutnya adalah menuangkannya dalam berbagai jenis tulisan, artikel (opini, feature, atau mungkin dalam bentuk buku).
Menulis adalah soal merangkai kata menjadi kalimat dan membuatnya ke dalam paragraf dan membangun paragraf ke ke dalam argumen dan narasi. Anda menyajikan topik atau ide dalam bentuk pemikiran yang teratur, sistematis, mendalam dan benar.
Menulislah menurut kemampuan anda. Pertimbangkan pengetahuan anda atas sebuah issu dan dukungan bahan yang tersedia. Apakah anda seorang yang ahli dalam bidang tersebut, ataukah hanya seorang story teller, seorang penyambung lidah bagi pembaca.
Menulislah menurut kemampuan anda. Pertimbangkan pengetahuan anda atas sebuah issu dan dukungan bahan yang tersedia. Apakah anda seorang yang ahli dalam bidang tersebut, ataukah hanya seorang story teller, seorang penyambung lidah bagi pembaca.
Susun dan pilihlah gaya penulisan yang tepat untuk sasaran yang tepat. Gunakan bahasa populer untuk tulisan yang diarahkan bagi pembaca umum, serta sesuaikan dengan pembaca dengan pasar yang tertentu. Satu hal, anda tidak boleh melupakan daya tarik tulisan anda. Pengisahan yang mengalir, menarik dan tidak membosankan. "Enak dibaca dan Perlu" seperti motto TEMPO, majalah terkenal di Indonesia.
Saya sangat menyenangi prinsip komunikasi yang ditulis oleh Prof Dr AC Manullang. Beliau merangkum dan mengembangkan komunikasi dalam suatu kata yang mencerminkan essensi dari komunikasi itu sendiri yaitu:
REACH yang berarti merengkuh atau meraih. Karena sesungguhnya komunikasi adalah upaya bagaimana meraih perhatian, cinta kasih, minat, kepedulian, simpati, tanggapan positif dari orang lain. Selanjutnya REACH ini dirumuskan menjadi 5 hukum yang dapat diuraikan :
R : Respect
Hukum pertama dalam mengembangkan komunikasi yang efektif dalam komunikasi adalah menghargai setiap individu yang menjadi sasaran pesan kepada siapa disampaikan .
E : Emphaty
Hukum Kedua adalah kemampuan untuk menempatkan diri pada situasi atau kondisi yang dihadapi orang lain. Sebelum anda menulis untuk dibaca orang lain, maka prasyarat yang paling mendasar dalam memiliki empati ini adalah memahami kebutuhan pembaca.
A : Audible
Hukum Ketiga adalah dapat dimengerti dengan baik dalam artian pesan yang ditulis dapat diterima dan dicerna oleh para pembaca anda. Itu sebabnya anda penting mengenal kemampuan atau daya serap pembaca atas tulisan anda.
C : Clarity
Hukum Keempat adalah suatu pesan harus dapat dimengerti dengan baik, juga kejelasan dari pesan itu dan pesan itu menyatu tidak menimbulkan interpretasi atau penafsiran yang berlainan.
H : Humble
Hukum Kelima adalah membangun komunikasi yang efektif adalah sikap rendah hati.
Anda bisa belajar menulis dari banyak referensi. Jangan takut kalau Anda tidak mampu menulis seperti gaya Hemingway. Tak perlu "minder" membandingkan gaya penulisan orang lain.
Hanya satu solusi, berlatih dan berlatihlah terus. Kemampuan menulis ditentukan oleh jam terbang dan jumlah tulisan yang sudah anda tulis.
Lebih banyak berenang, lebih baik dari pada lebih banyak membaca teori berenang.
Mencapai Pembaca
Anda harus memilih media untuk menjangkau pembaca tulisan anda. Media cetak, mediaonline yang memerlukan artikel, atau menulis buku dan menghubungi penerbit, dan lain-lain. Jutaan penerbit, jutaan media tempat anda menulis. Mulai buku-buku pedoman sederhana, bulletin keluarga, lingkungan, blog pribadi, bulletin gereja, media cetak, lokal maupun nasional. Anda bisa mencarinya melalui internet atau bertanya kepada teman.
Menjadi Penulis Besar
Menjadi Penulis Besar
Mengapa ada penulis besar dan penulis kecil?. Penulis besar dan penulis kecil dibedakan oleh jumlah dan kualitas orang yang terpengaruh oleh tulisan itu. Kualitas tulisan anda tergantung pada jumlah dan kualitas pembaca. Mereka memperoleh pemahaman yang lebih baik atas sesuatu, mempengaruhi pola sikap dan tindak mereka ke arah hidup yang lebih nyaman, lebih sejahtera, serta harmonis dengan lingkungannya.
Mari kita semua menulis, karena pada dasarnya semua orang mampu menulis.
Jannerson Girsang adalah penulis biografi, opini di berbagai media lokal di Medan, serta konsultan media. Pernah menulis beberapa artikel di http://www.act-intl.org.
Jannerson Girsang adalah penulis biografi, opini di berbagai media lokal di Medan, serta konsultan media. Pernah menulis beberapa artikel di http://www.act-intl.org.